Friday, December 25, 2015

Cara Praktis Budidaya Terong Belanda


Kedegayo.com  - Terong Belanda (Solanum betaceum) adalah tanaman asal Amerika Latin yang masih belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Terong Belanda merpakan tanaman perdu dengan pertumbuhan yang cukup cepat dan memiliki tinggi mencapai kurang lebih 5 m. Tanaman ini mulai berbuah pada umur mencapai 1.5-2 tahun, sedangkan masa hidupnya berkisar 12 tahun.

Tanaman terong belanda awalnya dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1941 tepatnya di daerah Bogor Jawa Barat. Jenis terong Belanda berbeda berbeda dengan jenis terong-terong lainnya karena terong Belanda mirip dengan bentuk telur, cuma bagian terlihat lebih meruncing.


Budidaya terong belanda adalah salah satu agribisnis yang diminati. Pasalnya, buah terong belanda ini banyak diminati dan bisa dikonsumsi dalam beraneka jenis resep hidangan. Hal yang sangat menguntungkan lainnya adalah cara budidaya terong belanda yang sangat mudah sehingga banyak petani yang sukses dibuatnya.

Tanaman ini menyukai iklim sub-tropis dengan curah hujan berkisar 600-4000 mm per tahun, temperatur 15-20 C. Tanaman ini akan tumbuh baik pada lahan subur seperti dengan pH tanah 5 – 8.5. Tanaman terong Belanda memiliki kemampuan adaptasi yang cukup baik, sehingga meskipun Indonesia beriklim tropis, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah. Namun, tanaman ini akan lebih cocok dibudidayakan di daerah pegunungan yang memiliki tingkat kesuburan tinggi dan temperatur rendah.

Di dataran rendah, pohon terung belanda tidak mampu berbunga, sedangkan udara sejuk dapat mendorong pembungaan. Oleh karena itu, tanaman ini berbuah matang pada musim dingin di daerah subtropik, dan jika ditanam di daerah tropik buah matang sesudah terjadi udara dingin.

Persemaian
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya terung belanda. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Benih yang kurang bagus akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya tidak normal sehingga memberikan hasil yang kurang memuaskan atau bahkan tanaman tidak tumbuh sama sekali. lebih lengkapnya baca Pembibitan Terong Belanda.

Pengolahan Lahan
Dalam bidang pertanian, tanah merupakan tempat bercocok tanam yang tersusun atas bagian-bagian batuan, mineral, dan bahan organik yang lapuk pada lapisan atas karena proses waktu.

Untuk memperoleh tanah (lahan) yang baik untuk pertumbuhan tanaman komoditi, maka diperlukan langkah-langkah dalam pengolahan tanah, yaitu penggemburan dan pemberian pupuk dasar.

Penggemburan tanah berguna agar terdapat ruang pori-pori yang dapat diisi oleh air tanah dan udara yang penting bagi pertumbuhan tanaman terung belanda. Sedangkan pemberian pupuk kandang berguna untuk menambah nutrisi kedalam tanah, sehingga ketersediaan nutrisi tanah mencukupi untuk pertumbuhan tanaman terung belanda

Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman bibit terung belanda, terlebih dahulu lahan harus diolah agar tanah menjadi gembur, lalu diratakan. Tahapan selanjutnya adalah pembuatan lubang tanam yang memiliki kedalaman lebih kurang 25 – 30 cm dengan jarak antar tanaman sekitar 1,5 – 2 meter.

Lubang tanam yang telah dibuat ini kemudian diisi dengan pupuk dasar (pupuk kandang) dan pupuk buatan (pupuk NPK) dengan volume lebih kurang 3 Kg pupuk kandang berbanding 100 gr pupuk NPK. Untuk tanah-tanah yang kurang subur dianjurkan pemberian pupuk dengan kombinasi 110-170 kg N, 35-55 kg P2O5, dan 100-200 kg K2O. Selanjutnya lubang ini ditanam kembali dengan tanah dengan ketebalan sekitar 15 – 20 cm.

Pemindahkan bibit terung belanda dari tempat persemaian ke lubang tanam yang telah siap. Penanaman bibit ini dilakukan dengan kedalaman lebih kurang 5 cm dari pangkal benih.

Perawatan
Perawatan tanaman terung belanda meliputi proses pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis teresap tanaman. Jadi memupuk berarti menambah unsur hara ke dalam tanah (pupuk akar) dan tanmaan (pupuk daun).

Pemupukan dilakukan untuk mencukupi atau menambah zat-zat makanan yang berguna bagi tanaman dari dalam tanah, atau dengan kata lain supaya zat-zat makanan untuk tanaman terung belanda bertambah.

Dalam rangka memperoleh hasil dan mutu yang tinggi pada usaha-usaha penanaman, perlu dilakukan berbagai usaha, sehingga zat-zat hara yang tidak dapat diserap menjadi siap untuk diserap. Usaha-usaha tersebut dilakukan dengan jalan pemupukan.

Pemupukan tanaman ini dilakukan dilakukan beberapa kali. Hal ini disebabkan karena tanaman terung belanda memiliki umur yang panjang dan masa produktif yang cukup lama, yaitu sekitar 3 – 4 tahun. Pemupukan tanaman ini dilakukan dengan cara membuat lubang melingkar atau parit melingkar di sekeliling pohon pada batas paling luar kanopi tanaman.

Kedalama lubang atau parit ini sekitar 15 – 20 cm. Selanjutnya lubang ini diisi dengan pupuk kandang dan pupuk buatan (NPK). Interval pemupukan dilakukan setiap 6 bulan sekali sampai habis masa produktif.

Pemupukan pertama dilakukan setelah tanaman berumur lebih kurang 24 minggu (6 bulan) mulai dari waktu penanaman. Pada pemupukan pertama ini, volume pupuk yang diberikan adalah 2 Kg pupuk kandang berbanding 100 gr pupuk buatan (NPK). Pada saat ini dapat juga langsung dilakukan penyiangan pada areal sekitar tanaman.

Pemupukan kedua dilakukan setelah tanaman berumur 1 tahun. Volume pupuk yang diberikan adalah lebih kurang 5 Kg pupuk kandang dan 250 pupuk buatan (NPK). Selanjutnya pemupukan ketiga dan selanjutnya dilakukan setiap 6 bulan sekali. Volume pupuk yang diberikan yaitu lebih kurang 8 Kg pupuk kandang dan 0,5 Kg pupuk buatan (NPK). Pemupukan dilakukan terus menerus sampai masa produktif tanaman habis.

Selain pemupukan, pengendalian hama dan penyakit sangat penting dalam perawatan tanaman. Tidak selamanya tanaman komoditi dalam kondisi baik, tetapi pada suatu ketika banyak juga gangguan yang bisa merusaknya.

Gangguan-gangguan itu biasanya disebabkan oleh hama, penyakit atau sebab-sebab lain. Hama dan penyakit itu biasanya merusak seluruh bagian tanaman. Untuk menyelamatkan dan meningkatkan produksi, perlu dilakukan tindakan pengelolahan hama dan penyakit.

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman terung belanda jarang dilakukan terkecuali pada saat iklum atau musim yang sangat ekstrim, seperti kemarau yang berkepanjangan. Pada saat ini biasanya tanaman mudah diserang hama dan penyakit.

Untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit, biasanya dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida (fungisida dan insektisida), yaitu antracol dan curacron dengan perbandingan 5 gr antracol dan 5 cc curacron per 5 liter air.

Hama yang biasa menyerang tanaman terung belanda adalah ulat bulu (Malacosoma americanum). Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman terung belanda adalah layu pada tangkai buah.

Panen dan Pasca Panen
Panen harus dilakukan pada waktu yang tepat agar sesuai dengan keinginan konsumen dan baik kualitasnya. Komoditi terung belanda yang dipanen terlalu tua akan menjadi busuk dan kurang enak dikonsumsi. Apabila dipanen terlalu muda, maka kuantitas produksi akan lebih sedikit dan harga jualnya pun menjadi lebih rendah karena kurang memenuhi standar perdagangan secara umum.


Masa panen pada buah terung belanda biasanya dilakukan beberapa kali sepanjang musim panen, sekitar 5-7 bulan, yang menghasilkan 15-17 ton/ ha. Tanaman terung belanda buahnya sudah bisa dipanen apabila buah sudah berwarna hijau tua atau merah kecokelatan.

Waktu panen sebaiknya dilakukan saat pagi hari atau sore hari. Hindari waktu panen saat terik matahari karena dapat mengganggu tanaman dan membuat kulit terung menjadi keriput (kering) sehingga menurunkan kualitas.

G+

REKOMENDASI UNTUK ANDA :

 
Design by FBTemplates | BTT